Nama : Harni Tyastuti
Kelas : 3eb08
NPM : 212.07.464
PENDAHULUAN
Pelaporan laba telah dipandang oleh pemakai laporan keuangan sebagai laporan yang dominan dan merupakan isu fundamental dalam riset akuntansi (Ball dan Brown, 1968; Dechow, 1994; Subramanyam,1996; DeFond dan Park, 2001).Laba merupakan informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan (Lev,1989), sehingga angka-angka dalam laporan keuangan, khususnya laba lini bawah (bottom line) menjadi hal krusial yang mesti harus dicermati oleh pemakai laporan keuangan. Hal ini, karena angka-angka dalam laporan keuangan merupakan fungsi dari kebijakan dan metoda-metoda akuntansi yang dipilih oleh perusahaan.Menurut pandangan teori agensi (Jensen dan Meckling, 1976), laba sangat rentan dengan intervensi manajemen.Laba bukanlah sesuatu yang unik, karena tergantung pada prinsip dan asumsi akuntansi yang digunakan. Laba akuntansi berdasar akrual memunculkan isu tentang kualitas laba, karena laba dari proses akuntansi akrual potensial menjadi objek perekayasaan laba (earning management).Kualitas laba merupakan sifat inheren pada akuntansi berdasar konsep akrual yang memberikan pintu masuk bagi manajemen dalam pemilihan metoda akuntansi yang tersedia. Manajemen dapat melakukan perekayasaan laba untuk tujuan oportunistik (opportunistic) atau untuk tujuan efficient contracting (Scott,2000: 272). Manajemen dalam perspektif oportunistik memilih kebijakan akuntansi untuk mengoptimalkan kepentingannya.Sedangkan dalam perspektif efficient contracting, manajemen akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat mengoptimalkan nilai perusahaan.Namun demikian, akuntansi berusaha untuk memberikan informasi yang bermanfaat, misalnya sebagai evaluasi kinerja dan penilaian equity. Dalam konteks ini, akuntansi dapat bermanfaat menunjukkan informasi ekonomi melalui akrual yang tidak terdapat dalam arus kas berkaitan dengan laba dan posisi keuangan (Gu et. al., 2002).Semua informasi ekonomi tersebut merupakan suatu black box yang merupakan realitas ekonomi yang tersaring dalam angka-angka akuntansi.Gu et al. (2002) menyatakan bahwa seluruh informasi ekonomi merupakan suatu black box dan angka-angka akuntansi merupakan filter dari realitas ekonomi.Sementara Dechow dan Dichev (2001) berargumen bahwa akuntansi akrual dapat mengurangi masalah timing dan mismatching yang mendasari laporan arus kas. Masalah ini menarik perhatian sebagai indikator penting kualitas laba yang bermanfaat untuk penilaian. Aspek karakteristik fundamental perusahaan dapat menjadi motivasi manajemen dalam mempengaruhi perekayasaan laba melalui akrual diskresi yang secara umum merupakan faktor yang memberi kontribusi pada kualitas laba. Hal ini menimbulkan pertanyaan penelitian apakah informasi karakteristik fundamental perusahaan bermanfaat untuk membedakan kualitas laba perusahaan yang tinggi dan rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan serta pengaruh antara informasi karakteristik fundamental perusahaan yang berkaitan dengan kualitas laba. Tujuan ini penting karena manajemen memungkinkan untuk merekayasa laba melalui akrual yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas laba.
KESIMPULAN
Penelitian ini didesain untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan kemanfaatan informasi karakteristik fundamental perusahaan untuk membedakan probabilitas kualitas laba perusahaan yang tinggi dan rendah. Ada enam variabel independen karakteristik fundamental perusahaan yang didasarkan dari angka-angka akuntansi untuk membedakan probabilitas kualitas laba yang tinggi dan rendah, yaitu indek piutang,indek hutang, indek biaya operasi, indek laba kotor, variabilitas arus kas operasi, dan rasio total akrual. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengindisikan bahwa karakteristik fundamental perusahaan berdasar angka-angka informasi akuntansi bermafaat untuk membedakan probabilitas kualitas laba yang tinggi dan rendah.Kontribusi dari hasil penelitian ini adalah pertama pemakai laporan keuangan mendapatkan model ekspektasi penentu kualitas laba. Hal ini penting untuk dasar analisis terhadap laporan keuangan sebagai dasar penilaian perusahaan,sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini berimplikasi bagi pemakai laporan keuangan bahwa untuk pengambilan keputusan berdasar laporan keuangan tidak hanya melihat besaran angka-angka akuntansinya tetapi juga kualitas penyajian laporan keuangan, khususnya kualitas laba yang disajikan. Kualitas laba secara artificial dapat diidentifikasi dari angka-angka akuntansi.Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan.Pertama, sampel penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang diambil secara purposive sampling, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk perusahaan non-manufaktur.Penggunaan perusahaan manufaktur dan pengambilan sampel secara purposive sampling untuk meminimalisasi confounding effects yang disebabkan perbedaan industri.Kedua, penelitian ini dalam membedakan kualitas laba yang tinggi dan rendah mendasarkan korelasi antara laba akuntansi dengan arus kas operasi. Kemudian hasil korelasi dipisah menjadi dua berdasar besarnya nilai rata-ratanya.Walaupun dalam penelitian ini dalam menghitung nilai rata-ratanya telah mengeluarkan korelasi terbesar dan terkecil, namun tidak dapat menghindari nilai di sekitar rata-ratanya yang kurang dapat membedakan antara kualitas laba yang tinggi dan rendah. Metoda ini terpaksa dilakukan karena untuk menghindari berkurangnya sampel yang lebih besar. Ketiga dalam penelitian ini untuk mengukur rasio akrual menggunakan total akrual, sehingga tidak memisahkan antara akrual diskresi dan non-deskresi.Sebagaimana dijelaskan di atas,bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan keterbatasan tersebut. Selain itu berikut adalah saran penelitian berikutnya. Pertama,penelitian ini hanya mendasarkan pada perusahaan manufaktur yang diambil dengan purposive sampling. Penggunaan purposive sampling kemungkinan mempengaruhi generalisasi dari hasil penelitian ini.Oleh karena itu, penelitian berikutnya secara khusus dapat mengevaluasi hasil penelitian ini dengan sampel perusahaan non-manufaktur.Kedua, penelitian ini dalam mengukur variabel rasio akrual tidak memisahkan antara akrual deskresi dan non-deskresi.Oleh karena itu penelitian berikutnya perlu memisahkan komponen akrual tersebut. Hal tersebut penting dilakukan karena dapat diidentifikasi apakah perusahaan melakukan prinsip konservatif atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Triyono.2007.”Analisis Karakteristik Fundamental Perusahaan Sebagai Penentu Kualitas Laba”.Jurnal Manajemen dan Bisnis.Volume 11.No.1 Juni.Surakarta.
Tugas Softskill Riset Akuntansi resume 1
Posted by Harni Tyastuti
22.22, under
Tugas Softskill
|
0
komentar
0 Responses So Far: